Langkah-langkah dalam Menulis
Menurut Semi (2009:6), menulis merupakan suatu proses kreatif. Sebagai suatu proses kreatif, ia harus mengalami suatu proses yang secara sadar sehingga berakhir pada suatu tujuan yang jelas. Langkah-langkah dalam menulis adalah sebagai berikut:
(1) Pemilihan dan Penetapan Topik. Memilih dan menetapkan topik merupakan suatu langkah awal yang penting, sebab tidak ada tulisan tanpa ada sesuatu yang hendak ditulis. Topik tulisan adalah masalah atau gagasan yang hendak disampaikan di dalam tulisan. Masalah atau gagasan itu dapat diperoleh atau digali melalui empat sumber yaitu pengalaman, pengamatan, imajinasi, serta pendapat dan keyakinan.
(2) Pengumpulan Informasi. Pengumpulan informasi dan data ini perlu dilakukan agar tulisan tersebut menjadi tulisan yang berbobot dan meyakinkan. Informasi dan data yang dikumpulkan itu adalah informasi dan data yang relevan dengan topik atau pokok bahasan dan sesuai pula dengan tujuan tulisan. Data dan informasi itu dapat berupa gambar, statistik, grafik, atau beberapa cuplikan orang lain.
(3) Penetapan Tujuan. Penetapan tujuan pada dasarnya sudah mulai tertanam di dalam pikiran penulis disaat pemilihan dan penetapan topik dilakukan, namun tujuan itu harus lebih didasari pada saat tulisan itu mulai dirancang dengan sungguh-sungguh. Bila suatu tujuan tidak dilandasi oleh tujuan yang jelas dan tegas dapat menyebabkan tulisan itu tanpa arah yang jelas, dan besar kemungkinan menjadi tulisan yang tidak berhasil atau tidak dipahami pembaca.
(4) Perancangan Tulisan. Merancang tulisan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menilai kembali informasi dan data, memilih sub topik yang perlu dimuat, melakukan pengelompokan topik-topik kecil ke dalam suatu kelompok yang lebih besar, dan memilih suatu sistem notasi dan sistem penyajian yang dianggap paling baik. Hasil merancang tulisan ini, antara lain akan berwujud sebagai kerangka tulisan (outline) dan penetapan gaya penyajian tulisan.
(5) Penulisan. Di dalam penulisan perlu dipilih organisasi dan sistem penyajian yang tepat. Artinya, tepat menurut jenis tulisan, tepat menurut topik, dan tepat menurut tujuan dan sasaran tulisan. Di dalam melahirkan pikiran atau gagasan hendaknya menggunakan bahasa yang hidup dan lancar sebagai mediumnya. Di dalam pemanfaatan bahasa ini tentu saja dilakukan dengan cara yang paling baik, dengan jalan menggunakan ejaan dan tanda baca secara tepat, memilih kata (diksi), dan menggunakan kalimat yang efektif.
(6) Penyuntingan atau Revisi. Di dalam menyunting dilakukan kegiatan mengecek ketepatan angka-angka atau nama, menghilangkan yang tidak perlu, menambah sesuatu yang perlu ditambah. Disamping itu dilakukan pula perbaikan kalimat dan ejaan. Kosa kata yang kurang tepat diganti dengan yang lebih tepat. Cara menyunting yang paling baik adalah dengan membiarkan tulisan itu terendap beberapa waktu setelah penulisan, dan kemudian melakukan suntingan dengan membaca teliti, serta menganggap bahwa tulisan yang dihadapi sewaktu menyunting itu adalah tulisan orang lain.
(7) Penulisan Naskah Jadi. Setelah penyuntingan tentu saja harus ditulis kebali agar menjadi tulisan yang selesai, rapi, dan bersih. Dalam pengetikan terakhir ini perlu diperhatikan kembali masalah ejaan dan tanda baca. Masalah perwajahan harus pula mendapat perhatian yang sungguh-sungguh, karena kesempurnaan sebuah tulisan tidak hanya terbatas pada kesempurnaan isi dan ketepatan pemakaian perangkat kebahasaan, tetapi juga masalah susunan, kejelasan ,dan ketepatan pemakaian sarana tulis lainnya. Kerapian dan keindahan tata muka memberi nilai tambah terhadap kesempurnaan tulisan
Menurut Semi (2009:6), menulis merupakan suatu proses kreatif. Sebagai suatu proses kreatif, ia harus mengalami suatu proses yang secara sadar sehingga berakhir pada suatu tujuan yang jelas. Langkah-langkah dalam menulis adalah sebagai berikut:
(1) Pemilihan dan Penetapan Topik. Memilih dan menetapkan topik merupakan suatu langkah awal yang penting, sebab tidak ada tulisan tanpa ada sesuatu yang hendak ditulis. Topik tulisan adalah masalah atau gagasan yang hendak disampaikan di dalam tulisan. Masalah atau gagasan itu dapat diperoleh atau digali melalui empat sumber yaitu pengalaman, pengamatan, imajinasi, serta pendapat dan keyakinan.
(2) Pengumpulan Informasi. Pengumpulan informasi dan data ini perlu dilakukan agar tulisan tersebut menjadi tulisan yang berbobot dan meyakinkan. Informasi dan data yang dikumpulkan itu adalah informasi dan data yang relevan dengan topik atau pokok bahasan dan sesuai pula dengan tujuan tulisan. Data dan informasi itu dapat berupa gambar, statistik, grafik, atau beberapa cuplikan orang lain.
(3) Penetapan Tujuan. Penetapan tujuan pada dasarnya sudah mulai tertanam di dalam pikiran penulis disaat pemilihan dan penetapan topik dilakukan, namun tujuan itu harus lebih didasari pada saat tulisan itu mulai dirancang dengan sungguh-sungguh. Bila suatu tujuan tidak dilandasi oleh tujuan yang jelas dan tegas dapat menyebabkan tulisan itu tanpa arah yang jelas, dan besar kemungkinan menjadi tulisan yang tidak berhasil atau tidak dipahami pembaca.
(4) Perancangan Tulisan. Merancang tulisan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menilai kembali informasi dan data, memilih sub topik yang perlu dimuat, melakukan pengelompokan topik-topik kecil ke dalam suatu kelompok yang lebih besar, dan memilih suatu sistem notasi dan sistem penyajian yang dianggap paling baik. Hasil merancang tulisan ini, antara lain akan berwujud sebagai kerangka tulisan (outline) dan penetapan gaya penyajian tulisan.
(5) Penulisan. Di dalam penulisan perlu dipilih organisasi dan sistem penyajian yang tepat. Artinya, tepat menurut jenis tulisan, tepat menurut topik, dan tepat menurut tujuan dan sasaran tulisan. Di dalam melahirkan pikiran atau gagasan hendaknya menggunakan bahasa yang hidup dan lancar sebagai mediumnya. Di dalam pemanfaatan bahasa ini tentu saja dilakukan dengan cara yang paling baik, dengan jalan menggunakan ejaan dan tanda baca secara tepat, memilih kata (diksi), dan menggunakan kalimat yang efektif.
(6) Penyuntingan atau Revisi. Di dalam menyunting dilakukan kegiatan mengecek ketepatan angka-angka atau nama, menghilangkan yang tidak perlu, menambah sesuatu yang perlu ditambah. Disamping itu dilakukan pula perbaikan kalimat dan ejaan. Kosa kata yang kurang tepat diganti dengan yang lebih tepat. Cara menyunting yang paling baik adalah dengan membiarkan tulisan itu terendap beberapa waktu setelah penulisan, dan kemudian melakukan suntingan dengan membaca teliti, serta menganggap bahwa tulisan yang dihadapi sewaktu menyunting itu adalah tulisan orang lain.
(7) Penulisan Naskah Jadi. Setelah penyuntingan tentu saja harus ditulis kebali agar menjadi tulisan yang selesai, rapi, dan bersih. Dalam pengetikan terakhir ini perlu diperhatikan kembali masalah ejaan dan tanda baca. Masalah perwajahan harus pula mendapat perhatian yang sungguh-sungguh, karena kesempurnaan sebuah tulisan tidak hanya terbatas pada kesempurnaan isi dan ketepatan pemakaian perangkat kebahasaan, tetapi juga masalah susunan, kejelasan ,dan ketepatan pemakaian sarana tulis lainnya. Kerapian dan keindahan tata muka memberi nilai tambah terhadap kesempurnaan tulisan