Senin, 18 Januari 2016

Idealisme dan Filsafat Pendidikan

Idealisme dan Filsafat Pendidikan

Aliran filsafat idealisme terbukti cukup banyak memperhatikan masalah-masalah pendidikan, sehingga cukup berpengaruh terhadap pemikiran dan praktik pendidikan. William T. Harris adalah tokoh aliran pendidikan idealisme yang sangat berpengaruh di Amerika Serikat. Bahkan, jumlah tokoh filosof Amerika kontemporer tidak sebanyak seperti tokoh-tokoh idealisme yang seangkatan dengan Herman Harrell Horne (1874-1946). Herman Harrell Horne adalah filosof yang mengajar filsafat beraliran idealisme lebih dari 33 tahun di Universitas New York.

Belakangan, muncul pula Michael Demiashkevitch, yang menulis tentang idealisme dalam pendidikan dengan efek khusus. Demikian pula B.B. Bogoslovski, dan William E. Hocking. Kemudian muncul pula Rupert C. Lodge (1888-1961), profesor di bidang logika dan sejarah filsafat di Universitas Maitoba. Dua bukunnya yang mencerminkan kecemerlangan pemikiran Rupert dalam filsafat pendidikan adalah Philosophy of Education dan studi mengenai pemikirian Plato di bidang teori pendidikan. Di Italia, Giovanni Gentile Menteri bidang Instruksi Publik pada Kabinet Mussolini pertama, keluar dari reformasi pendidikan karena berpegang pada prinsip-prinsip filsafat idealisme sebagai perlawanan terhadap dua aliran yang hidup di negara itu sebelumnya, yaitu positivisme dan naturalisme.

Idealisme merupakan sistem filsafat yang telah dikembangkan oleh para filsuf di Barat maupun di Timur. Di Timur, idealisme berasal dari India Kuno, dan di Barat idealisme berasal dari Plato, yaitu filsuf Yunani yang hidpu pada tahun 427-347 sebelum Masehi.

Dalam pengertian filsafati, idealisme adalah sistem filsafat yang menekankan pentingnya keunggulan pikiran (mind), roh (soul) atau jiwa (spirit) dari pada hal-hal yang bersifat kebendaan atau material. Pandangan-pandangan umum yang disepakati oleh para filsuf idealisme, yaitu:
1.    Jiwa (soul) manusia adalah unsur yang paling penting dalam hidup.
2.    Hakikat akhir alam semesta pada dasarnya adalah nonmaterial.


Konsep Filsafat Umum Ideologis
1.    Metafisika
Metafisika adalah cabang filsafat yang mempelajari atau membahas hakikat realitas (segala sesuatu yang ada) secara menyelurh (komprehensif).
a. Hakikat Realistis
Para filsuf idealis mengklaim bahwa hakikat realitas bersifat spiritual atau ideal. Bagi penganut idealisme, realitas diturunkan dari suatu substansi fundamental, adapun substansi fundamental itu sifatnya nonmaterial, yaitu pikiran/spirit/roh. Benda-benda yang bersifat material yang tampak nyata, sesungguhnya diturunkan dari pikiran/jiwa/roh.
b. Hakikat Manusia
Menurut para filsuf idealisme bahwa manusia hakikatnya bersifat spiritual/kejiwaan. Menurut Plato, setiap manusia memiliki tiga bagian jiwa, yaitu nous (akal fikiran) yang merupakan bagian rasional, thumos (semangat atau keberanian), dan epithumia (keinginan, kebutuhan atau nafsu). Dar ketiga bagian jiwa tersebut akan muncul salah satunya yang dominan. Jadi, hakikat manusia bukanlah badannya, melainkan jwa/spiritnya, manusia adalah makhluk berfikir, mampu memilih atau makhluk yang memiliki kebebasan, hidup dengan suatu aturan moral yang jelas dan bertujuan

2.    Epistemotologi
Epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari atau membahas tentang hakikat pengetahuan. Menurut filsuf idealisme, proses mengetahui terjadi dalam pikiran, manusia memperoleh pengetahuan melalui berfikir dan intuisi (gerak hati). Beberapa filsuf percaya bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara mengingat kembali (semua pengetahuan adalah susatu yang diingat kembali)

3.    Aksiologi
Aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari atau membahas tentang hakikat nilai. Para filsuf idealisme sepakat bahwa nilai-nilai bersifat abadi. Menurut penganut Idealime Theistik nilai-nilai abadi berada pada Tuhan. Penganut Idealisme Pantheistik mengidentikan Tuhan dengan alam.

Implikasi Terhadap Pendidikan
1.     Tujuan Pendidikan
Menurut para filsuf idealisme, pendidikan bertujuan untuk membantu perkembangan pikiran dan diri pribadi (self) siswa. Mengingat bakat manusia berbeda-beda maka pendidikan yang diberikan kepada setiap orang harus sesuai dengan bakatnya masing-masing.

2.    KurikulumPendidikan
Kurikulum pendidikan idealisme berisikan pendidikan liberal dan pendidikan vokasional/praktis. Pendidikan liberal dimaksudkan untuk pengembangan kemampuan-kemampuan rasional dan moral. Pendidikan vokasional dimaksudkan untuk pengembangan kemampuan suatu kehidupan/pekerjaan.

3.    Metode Pendidikan
Tidak cukup mengajar siswa tentang bagaimana berfikir, sangat penting bahwa apa yang siswa pikirkan menjadi kenyataan dalam perbuatan. Metode mangajar hendaknya mendorong siswa untuk memperluas cakrawala, mendorong berfikir reflektif, mendorong pilihan-pilihan morak pribadi, memberikan keterampilan-keterampilan berfikir logis, memberikan kesempatan menggunakan pengetahuan untuk masalah-masalah moral dan sosia, miningkatkan minat terhadap isi mata pelajaran, dan mendorong siswa untuk menerima nilai-nilai peradaban manusia (Callahan and Clark,1983).

4.    Peran Guru dan Siswa.
Para filsuf idealisme mempunyai harapan yang tinggi dari para guru. Keunggulan harus ada pada guru, baik secara moral maupun intelektual. Tidak ada satu unsur pun yang lebih penting di dalam sistem sekolah selain guru. Guru hendaknya “bekerjasama dengan alam dalam proses menggabungkan manusia, bertanggung jawab menciptakan lingkungan pendidikan bagi para siswa. Sedangkan siswa berperan bebas mengembangkan kepribadian dan bakat-bakatnya”. (Edward J.Power,1982)

Aliran Filsafat Idealisme

Aliran Filsafat Idealisme
   
    Tokoh aliran idealism adalah Plato (427-374 SM), murid Socrates. Aliran idealism merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Menurutnya, cinta adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak diantara gambaran asli (cinta) dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh pancaindera. Aliran ini memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea.
    Ideanya sendiri selalu tetap atau tidak mengalami perubahan serta penggeseran, yang mengalami gerak tidak dikategorikan idea. Keberadaan idea tidak tampak dalam wujud lahiriah, tetapi gambaran yang asli hanya dapat dipotret oleh jiwa murni. Alam dalam pandangan idealism adalah gambaran dari dunia idea, sebab posisinya tidak menetap, sedangkan yang dimaksud dengan idea adalah hakekat murni dan asli. Keberadaannya sangat absolute dan kesempurnaanya sangat mutlak tidak bisa dijangkau oleh material. Pada kenyataannya idea digambarkan dengan dunia yang tidak berbentuk demikian jiwa bertempat di dalam dunia yang tidak bertubuh yang dikatakan dunia idea.
    Plato memiliki filsafat beraliran idealism yang realistis mengemukakan bahwa jalan untuk membentuk masyarakat menjadi stabil adalah menentukan kedudukan yang pasti bagi setiap orang dan setiap kelas menurut kapasitas masing-masing dalam masyarakat sebagai keseluruhan. Mereka yang memiliki kebajikan dan kebijaksanaan yang cukup dapat menduduki posisi yang tinggi, selanjutnya berurutan ke bawah. Misalnya dari atas ke bawah dimulai dari raja, filosof,perwira, prajurit sampai pada pekerja dan budak. Yang menduduki urutan paling atas adalah mereka yang bertahun-tahun mengalami pendidikan dan latihan serta telah memperlihatkan sifat prioritasnya dalam melawan berbagai godaan serta dapat menunjukkan cara hidup menurut kebenaran tertinggi.
Mengenai kebenaran tertinggi dengan doktrin yang terkenal dengan istilah idea, Plato mengemukakan bahwa dunia ini tetap dan jenisnya satu,sedangkan ide tertinggi adalah kebaikan. Tugas ide adalah memimpin budi manusia menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah menguasai idea, ia akan mengetahui jalan yang pasti sehingga dapat menggunakan sebagai alat untuk mengukur, mengklasifikasikan, menilai segala sesuatu yang dialami sehari-hari. Kadangkala dunia idea adalah pekerjaan rohani yang berupa angan –angan untuk mewujudkan cita-cita yang arealnya merupakan laporan metafisis diluar alam yang nyata. Menurut Berguseon, rohani merupakan sasaran untuk mewujudkan suatu visi yang lebih jauh jangkauannya yaitu intuisi dengan melihat kenyataan bukan sebagai materi yang beku maupun dunia luar yang tidak dapat dikenal melainkan dunia daya hidup yang kreatif. Aliran idealism kenyataannya sangat identik dengan alam dan lingkungan sehingga melahirkan dua macam realita :
1.    Yang tampak : apa yang dialami oleh kita selalu makhluk hidup dalam lingkungan ini seperti ada yang datang dan pergi, ada yang hidup dan ada yang demikian seterusnya.
2.    Realita sejati yang merupakan sifat yang kekal dan sempurna (idea), gagasan dan pikiran yang utuh didalamnya terdapat nilai-nilai yang murni dan asli kemudian kemutlakan dan kesejatian kedudukannya lebih tinggi dari yang tampak karena idea merupakan wujud yang hakiki.
Prinsipnya aliran idealism mendasari semua yang ada. Yang nyata di alam ini hanya idea, dunia idea merupakan laporan rohani dan bentuknya tidak sama dengan alam nyata seperti yang tampak dan tergambar sedangkan ruangannya tidak mempunyai batas dan tumpuan yang paling akhir dari ide adalah Arche yang merupakan tempat kembali kesempurnaan yang disebut dunia idea dengan Tuhan.Arche sifatnya kekal dan sedikitpun tidak mengalami perubahan. Inti yang terpenting dari ajaran ini adalah manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dibandingkan dengan materi bagi kehidupan manusia. roh itu pada dasarnya dianggap suatu hakikat yang sebenarnya sehingga benda atau materi disebut sebagai penjelmaan dari roh atau sukma. Aliran idealism berusaha menerangkan secara alami pikiran yang keadaannya secara metafisis yang baru berupa gerakan-gerakan rohaniah dan dimensi gerakan tersebut untuk menemukan hakikat yang mutlak dan murni pada kehidupan manusia. Demikian juga hasil adaptasi individu dengan individu lainnya. Oleh karena itu adanya hubungan rohani yang akhirnya membentuk kebudayaan dan peradaban baru, maka apabila kita menganalisaberbagai macam pendapat tentang isi aliran idealism yang pada dasarnyamembicarakan tentang alam pikiran rohani yang berupa angan-angan untuk mewujudkan cita-cita dimana manusia berpikir bahwa sumber pengetahuan terletak pada kenyataan rohani sehingga kepuasaan hanya bisa dicapai dan dirasakan dengan memiliki nilai-nilai kerohanian yang dalam idealism disebut dengan idea.
    Memang para filosof idea memulai sistematika berfikir mereka dengan pandangan yang fundamental bahwa realitas yang tertinggi adalah alam pikiran sehingga rohani dan sukma merupakantumpuan bagi pelaksanaan dari paham ini. Karena itu alam nyata tidak mutlak bagi aliran idealism. Namun pada porsinya para filosofi idealism mengetengahkan berbagai macam pandangan tentang hakikat alam yang sebenarnya adalah idea.idea ini di gali dari bentuk-bentuk diluar benda yang nyata sehingga yang kelihatan apa dibalik nyata,dan usaha-usaha yang dilakukan pada dasarnya adalah untuk mengenal alam raya.
    Walaupun katakanlah idealisme dipandang lebih luas dari aliran yang lain karena pada prinsipnya aliran ini dapat menjangkau hal-hal yang sangat pelik yang kadang-kadang tidak mungkin diubah oleh materi, sebagaimana Phidom mengetengahkan dua prinsip pengenalan dengan memungkinkan alat-alat inderawi yang difungsikan disini adalah jiwa atau sukma. Dengan demikian duniapun terbagi dua yaitu : dunia nyata dan dunia tidak nyata. Dunia kelihatan (boraton genos) dan dunia yang tidak kelihatan (cosmos neotos). Bagian ini menjadi sasaran studi bagi aliran filsafat idealisme.  
    Plato dalam mencari jalan melalui teori aplikasi di mana pengenalan terhadap idea bisa diterapkan pada alam nyata seperti yang ada di hadapan manusia. Sedangkan pengenalan alam nyata belum tentu bisa mengetahui apa di balik alam nyata. Memang kenyataannya sukar membatasi unsur-unsur yang ada dalam ajaran idealisme khususnya dengan Plato. Ini disebabkan aliran Platonisme ini bersifat lebih banyak membahas tentang hakikat sesuatu daripada menampilkannya dan mencari dalil dan keterangan hakikat itu sendiri. Oleh karena itu dapat kita katakan bahwa pikiran Plato itu bersifat dinamis dan tetap berlanjut tanpa akhir. Tetapi betapa pun adanya buah pikiran Plato itu maka ahli sejarah filsafat tetap memberikan tempat terhormat bagi sebagian pendapat dan buah pikirannya yang pokok dan utama.
Antara lain Betran Russel berkata: Adapun buah pikiran penting yang dibicarakan oleh filsafat Plato adalah: kota utama yang merupakan idea yang belum pernah dikenal dan dikemukakan orang sebelumnya. Yang kedua, pendapatnya tentang idea yang merupakan buah pikiran utama yang mencoba memecahkan persoalan-persoalan menyeluruh persoalan itu yang sampai sekarang belum terpecahkan. Yang ketiga, pembahasan dan dalil yang dikemukakannya tentang keabadian. Yang keempat, buah pikiran tentang alam/cosmos, yang kelima, pandangannya tentang ilmu pengetahuan (Ali, 1990:28).

Pengertian Filsafat Pendidikan Idealisme

Inilah Pengertian Filsafat Pendidikan Idealisme

   Pengertian Idealisme, Idealisme dari bahasa Inggris yaitu idealism dan kadang juga dipakai istilah mentalisme/Inaterialisme. Istilah ini pertama kali digunakan secara filosofis oleh Leibniz. Pada awal abad ke-18 Leibniz memakai dan menerapkan istilah ini pada pemikiran plato, bertolak belakang dengan materialism Epikuros.
    Idealisme ini merupakan kunci masuk kehakikat realitas, beberapa pengertian idealism :suatu teori bahwa alam
a.    Adanya suatu teori bahwa alam semesta beserta isinya adalah suatu penjelmaan pikiran
b.    Untuk menyatakan eksistensi realitas, tergantung pada suatu pikiran dan aktivitas-aktivitas pikiran
c.    Realitas dijelaskan bahwa dengan gerak-gerak psikis seperti pikiran, diri, roh, ide-ide, pikiran mutlak, dan lain sebagainya dan bukan berkenaan dengan materi.
d.    Seluruh realitas sangat bersifat mental (spiritual psikis) materi dalam bentuk fisik tidak ada.
e.    Hanya ada aktivitas berjenis pikiran dan isi pikiran yang ada dunia eksternal tidak bersifat fisik.
Idealisme adalah aliran filsafat yang berpendapat bahwa pengetahuan itu tidak lain dari kejadian dalam jiwa manusia sedangkan kenyataan yang diketahui manusia itu terletak diluarnya. Konsep filsafat menurut aliran idealism adalah :
1.    Metafisika-idealisme adalah secara absolute kenyataan yang sebenarnya adalah spiritual dan rohaniah sedangkan secara kritis yaitu : adanya kenyataan yang bersifat fisik dan rohaniah tetapi kenyataan rohaniah yang lebih dapat berperan.
2.    Humanologi-idealisme adalah jiwa dikaruniai kemampuan berfikir yang dapat men yebabkan adanya kemampuan memilih.
3.    Epistemiologi-idealisme adalah pengetahuan yang bevar diperoleh melalui intuisi dan pengingatan kembali melalui berpikir. Kebenaran hanya mungkin dapat dicapai oleh beberapa orang yang mempunyai akal pikiran yang cemerlang sebagian besar manusia hanya sampai pada tingkat berpendapat.
4.    Aksiologi-idealisme adalah kehidupan manusia diatur oleh kewajiban-kewajiban moral yang diturunkan dari pendapat tentang kenyataan atau metafisika.

Minggu, 03 Januari 2016

Makalah Filsafat Pendidikan Idealisme

FILSAFAT PENDIDIKAN IDEALISME

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang
   
Filsafat dan filosof berasal dari kata Yunani philosophia dan philosophos. Menurut bentuk kata, seorang philosohos adalah seorang pencinta kebijaksanaan. Sebagian lain mengatakan bahwa filsafat adalah cinta akan kebenaran. Filsafat sering pula diartikan sebagai pandangan hidup. Dalam dunia pendidikan filsafat mempunyai peranan yang sangat besar karena  filsafat yang merupakan pandangan hidup itu menentukan arah dan tujuan proses pendidikan.
Oleh karena itu filsafat dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat, sebab, pendidikan sendiri hakikatnya merupakan proses pewarisan nilai – nilai filsafat yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan  hidup dan kehidupan yang lebih baik atau sempurna dari keadaan sebelumnya.
    Dalam pendidikan diperlukan bidang filsafat pendidikan. Filsafat pendidikan sendiri adalah ilmu yang mempelajari dan berusaha mengadakan penyelesaian terhadap masalah – masalah pendidikan yang bersifat filosofis. Jadi jika ada masalah atas pertanyaan – pertanyaan soal pendidikan yang bersifat filosofis, wewenang filsafat pendidikanlah untuk menjawab dan menyelesaikannya. Secara filosofis, pendidikan adalah hasil dari peradaban suatu bangsa yang terus-menerus dikembangkan berdasarkan cita-cita dan tujuan filsafat serta pandangan hidupnya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang melembaga didalam masyarakatnya. Dengan demikian muncullah filsafat pendidikan yang menjadi dasar bagaimana suatu bangsa itu berfikir, berperasaan dan berkelakuan yang menentukan bentuk sikap hidupnya. Adapun proses pendidikan dilakukan secara terus menerus dilakukan dari generasi ke generasi secara sadar dan penuh keinsafan. Ajaran filsafat adalah hasil pemikiran seseorang atau beberapa ahli filsafat tentang suatu secara fundamental. Dalam memecahkan suatu masalah tedapat perbedaan di dalam penggunaan cara pendekatan, hal ini melahirkan kesimpulan-kesimpulan yang berbeda pula, walaupun masalah yang dihadapi sama. Perbedaan ini dapat disebabkan pula oleh factor-faktor lain seperti latar belakang pribadi para ahli tersebut, pengaruh zaman, kondisi dan alam pikiran manusia di suatu tempat.
    Ajaran filsafat yang berbeda – beda tersebut oleh para peneliti disusun didalam suatu sistimatika dengan kategori tertentu sehingga menghasilkan klasifikasi. Dari sinilah kemudian lahir apa yang disebut aliran (system) suatu filsafat. Tetapi karena cara dan dasar yang dijadikan criteria dalam menetapkan klasifikasi tersebut berbeda-beda, maka klasifikasi tersebut berbeda – beda pula.
    Seorang ahli bernama Brubacher membedakan aliran- aliran filsafat pendidikan sebagai pragmatis naturalis, rekonstruksionisme, romantic naturalis, eksistensialisme, komunisme dan demokrasi. Penglasifikasian yang dilakukan oleh Brubacher sangat teliti, hal ini dilakukan untuk menghindari adanya overlapping dari masing-masing aliran. Sebagian ahli mengklasifikasikan aliran-aliran filsafat pendidikan kedalam tiga kategori yaitu :
1.    Kategori  filsafat pendidikan akademik skolastik
2.    Kategori filsafat religious theistic
3.    Kategori filsafat pendidikan social politik
Filsafat pendidikan akademik skolastik meliputi 2 kelompok yang tradisional meliputi aliran perenialisme, esensialisme, idealisme dan realisme dan progresif meliputi progresivisme, rekonstruksionisme dan eksistensialisme. Filsafat religious theistic meliputi segala macam aliran agama yang paling tidak terdiri dari empat besar agama didunia ini dengan segala variasi sekte-sekte agama masing-masing sedangkan filsafat pendidikan social politik terdiri dari humanisme, rasionalisme, sekularisme dan sosialisme.
    

I.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah ;
1.    Apakah pengertian idealisme?
2.    Bagaimana pandangan beberapa tokoh mengenai idealisme?
3.    Bagaimana aliran filsafat idealisme?
4.    Bagaimana hubungan antara idealisme dan filsafat pendidikan?

I.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian idealism
2. Untuk mengetahui pandangan beberapa tokoh mengenai idealism
3. Untuk mengetahui aliran filsafat idealism
4. Untuk mengetahui hubungan antara idealism dan filsafat pendidikan.

I.4. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah :
1.    Dapat mengetahui pengertian idealism
2.    Dapat mengetahui pandangan beberapa tokoh mengenai idealism
3.    Dapat mengetahui aliran filsafat idealism
4.    Dapat mengetahui hubungan antara idealism dan filsafat pendidikan.