Selasa, 03 Februari 2015

Konsepsi Pragmatisme Charles Sanders Peirce

Konsepsi Pragmatisme Charles Sanders Peirce

Pragmatisme diambil dari kata pragma (bahasa Yunani) yang berarti tindakan; perbuatan (Encyclopedia Americana, 15:683). Pragmatisme mula-mula diperkenalkan oleh Charles Sanders Peirce (1839-1914), filosof Amerika, pendiri aliran pragmatisme, yang menghubungkan makna konsepsi dengan konsekuensi praktis. Pragmatism starts with the idea that belief is that upon which one is prepared to act. Peirce’s pragmatism is about conceptions of objects. (Pragmatisme dimulai dengan idea bahwa keyakinan itu hal yang melandasi persiapan seseorang untuk bertindak.

Pragmatisme Peirce merupakan aliran yang mengkaji konsepsi suatu objek). It equates any conception of an object with a conception of that object's effects to a general extent of those conceived effects' conceivable implications for informed practice.

(Pragmatisme mencoba memadankan suatu konsepsi sebuah objek dengan suatu konsepsi dari efek objek itu dan mengaitkannya dengan konteks yang lebih luas dari efek yang dipahami itu sehingga memungkinkan implikasi dari praktek yang dilandasi oleh informasi itu.) Those conceivable practical implications are the conception's meaning

The meaning is the consequent form of conduct or practice that would be implied by accepting the conception as true. (Implikasi praktis yang dipahami itu merupakan makna dari konsepsi tersebut. Makna merupakan bentuk konsekuensi perilaku atau praktek yang diimplikasikan dengan menerima konsepsi itu sebagai sesuatu yang benar.)

Peirce's pragmaticism, in the strict sense, is about the conceptual elucidation of conceptions into such meanings — about how to make our ideas clear. Making them true, in the sense of proving and bearing them out in fruitful practice, goes beyond that. (Dalam artian sempit, pragmatisme merupakan penjabaran konsepsi secara konseptual menjadi makna --- tentang cara kita menjelaskan idea. Penjabaran ini mencakup cara kita menjadikan konsepsi itu benar, yang berarti kita berusaha membuktikan dan menguatkannya dalam bentuk praktek yang bermanfaat

Peirce’s Triadic Model 

1. The Representamen: the form which the sign takes (not necessarily material). Ex.: A red light of a traffic light. 

2. An Interpretant: not an interpreter but rather the sense made of the sign. Ex. Vehicle must stop. 
 
3. An Object: to which the sign refers. Ex. Vehicle halting.

 REPRESENTAMEN (mencakup tanda, simbol dll) merupakan sesuatu yang memberikan tanda atau simbol kepada seseorang tentang sesuatu dalam hal atau kapasitas tertentu. Ia memberikan suatu tanda yang sepadan dalam pikiran seseorang. Hasilnya adalah INTERPRETANT. Hal ini menghasilkan sesuatu, yakni, OBJECT dari idea yang menjadi landasan dari representamen. Menurut Peirce, interaksi antara representamen, object dan interpretant disebut ‘semiosis’. 

 William James mengatakan bahwa pragmatisme adalah realitas sebagaimana yang kita ketahui (Tamin, 2012: 190). Ia mengikuti Peirce dengan ungkapan” Tentukan apa akibatnya, apakah dapat dipahami secara praktis atau tidak. Kita akan mendapat pengertian tentang objek itu, kemudian konsepsi kita tentang akibat itu, itulah keseluruhan konsepsi objek tersebut.”