Minggu, 17 Mei 2015

Hakikat Menulis Menurut Para Ahli

Hakikat Menulis Menurut Para Ahli

Dalam kehidupan sehari-hari dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi langsung dan komunikasi tak langsung. Kegiatan berbicara dan menyimak merupakan komunikasi langsung, sedangkan kegiatan membaca dan menulis merupakan komunikasi tak langsung. Menurut Tarigan (2008:3) menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.

Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini maka sang penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.

Kegiatan menulis sebagai salah satu aspek dari keterampilan berbahasa tidak langsung yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan pikiran, perasaan dan gagasannya untuk mencapai maksud dan tujuan  yang dikehendakinya. Kegiatan menulis atau mengarang pada hakekatnya merupakan pemindahan pikiran atau perasaan ke dalam bentuk lambang-lambang bahasa. Biasanya perasaan dan pikiran disampaikan secara lisan, karena menulis tidak lain merupakan upaya memindahkan bahasa lisan ke dalam wujud tulisan dengan menggunakan lambang-lambang grafem. Tulisan yang dapat dikatakan berhasil adalah tulisan yang dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca. Segala ide dan pesan yang disampaikan harus dipahami secara baik oleh pembacanya, tafsiran pembaca sama dengan maksud penulis. Untuk mencapai ini, memang memerlukan latihan dan pengalaman Semi (2009:2-3).

Sementara, menurut Tarigan (2008:22) menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Sejalan dengan itu, Semi (2009:6) mengemukakan bahwa menulis merupakan suatu proses yang kreatif. Sebagai suatu proses yang kreatif, menulis harus mengalami suatu proses yang secara sadar pula dilihat hubungan satu dengan yang lain, sehingga berakhir pada suatu tujuan yang jelas.

Demikian juga dengan kegiatan menulis yang dilakukan siswa di sekolah. Melalui menulis, siswa akan berusaha berfikir dan mampu mengembangkan imajinasinya. Jika kegiatan menulis terus dilatih dan diulang, maka cara berpikir siswa akan lebih kritis dan mereka akan mampu mengekspresikan pikiran dan perasaannya. Menurut Tarigan (2008:20) tulisan dipergunakan oleh orang-orang terpelajar untuk merekam, meyakinkan, melaporkan, serta mempengaruhi orang lain, dan maksud serta tujuan tersebut hanya bisa tercapai dengan baik oleh orang-orang (penulis) yang dapat menyusun pikirannya serta mengutarakannya dengan jalas (mudah dipahami). Bahkan kemajuan suatu bangsa atau Negara ditentukan oleh kemajuan komunikasi tulisnya. Komunikasi tulisan dapat diukur dari kualitas dan kuantitas para pengarang beserta hasil karyanya turut menentukan kemajuan  suatu bangsa.
Hal ini sejalan dengan pendapat Thahar (2008:12) yang mengatakan kegiatan menulis adalah kegiatan intelektual. Seorang yang intelektual ditandai dengan kemampuannya mengekspresikan pikirannya melalui tulisan dengan media bahasa yang sempurna.

Dari beberapa pengertian menulis tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan atau proses kreatif dalam mengungkapkan pikiran, gagasan, dan perasaan dalam bahasa tertulis yang berfungsi sebagai alat komunikasi tidak langsung. Tulisan yang dapat dikatakan berhasil adalah tulisan yang dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca.